Sunday, 17 July 2016

Perjalanan Seru ke Sukamatri

Aku belum terlalu dekat dengan alam liar, hanya beberapa kali saja berkesempatan untuk menjelajahinya. Definisi alam liarku mungkin juga berbeda dengan kalian. Di usia yang sudah melewati seperempat hidup ini, aku merasa belum terlambat untuk menjelajah alam bebas yang harus terus kita lestarikan dan jaga sama-sama.

Ketika ada kesempatan untuk mensyukuri keindahan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, aku ingin mencoba kembali kemping. Ku pilih lokasi yang tidak terlalu jauh dari Jakarta dan aku perkirakan tidak terlalu ekstrim, karena aku akan berke-liar-an seorang diri. Ku ketik 'camping' di laptop dan Google langsung menunjukkan bumi perkemahan Sukamatri di ketinggian 800an mdpl kaki gunung Halimun Salak, Bogor.

Aku baca beberapa cerita perjalanan orang yang sudah pernah ke sana. Kemudian mengecek lokasinya di Google maps. Setelah ku rasa cukup banyak informasi yang dibutuhkan, aku mengangguk dan membatin, inilah yang aku mau!

Beberapa hari kemudian ku kemas beberapa pakaian, alat mandi, nesting, kompor dan tabung gas hi cook, tenda, sleeping bag, senter, dan jas hujan ke dalam tas 35 literku. Setelah shalat ashar, aku beranjak dengan sepeda motor yang ku isi penuh bahan bakar terlebih dahulu.

Iya, aku pergi dengan Motor saja. Toh aku jalan santai. Tidak ada waktu yang ku buru. Aku akan menikmati perjalanan ini ((((SEORANG DIRI)))) MWIHIHIHI

Aku memilih rute yang melewati Pancoran dan tembus lurus melalui Jalan Raya Bogor, Kebun Raya Bogor, Bumi Perkemahan. Apa? Pancoran, Jalan Raya Bogor, Kebun Raya Bogor, Bumi Perkemahan!! Sekali lagi... Pancoran, Jalan Raya Bogor, Kebun Raya Bogor, Bumi Perkemahan!!! Berhasil! Berhasil! Hore!!!

Namun perjalanan tak semudah seperti yang diharapkan Dora. Kemampuan spasialku yang pas-pasan membuatku harus sering-sering menengok Google maps dan bertanya kepada orang. Terlebih rute dari Kebun Raya Bogor menuju Bumi Perkemahan.

Menurut cerita orang yang sudah pernah ke sana, beberapa kilometer menjelang lokasi, akan ditemukan jalan bebatu. Aku pikir akan biasa-biasa saja. Aku merasa telah melewati jalan terburuk dalam hidupku. Allahu akbaaar... Ternyata jalan yang ku tempuh menuju Sukamatri ini lebih buruk. Batu-batu besar membuatku ajluk-ajlukan di atas motor. Di tambah hari sudah gelap, kanan kiriku hutan, dan baru ku ingat ini malam Jumat.

Berkali-kali aku merinding ketika kepalaku memikirkan hal yang tidak-tidak tentang makhluk halus dan hewan buas. Aku takut kehabisan bensin dan tersesat di dalam gunung seperti yang sering diberitakan. Kan, tidak lucu kalau aku terkenal gara-gara tersesat di kaki gunung salak.

Setiap kali ku lihat cahaya, aku berharap itu tujuanku. Pertama kali ku dapati cahaya, ternyata itu milik orang yang sedang memuat pasir. Kedua kali pun demikian. Udara semakin dingin, jalan semakin berkelok dan menanjak, ditambah kabut mulai turun membuatku semakin gelisah. Bagaimana kalau ban motor kempes karena terhantam batu-batu runcing ini? Bagaimana jika motor mogok di tengah-tengah hutan yang gulita?

Ku lihat lagi ada cahaya di atas sana. Mudah-mudahan inilah dia. Tapi sengaja aku turunkan ekspektasi. Aku tak ingin kecewa lagi dan lagi. Sakit! Ternyata betul! Aku sudah sampai di Bumi Perkemahan Sukamatri. Alhamdulillah.. Kegelisahanku langsung sirna seketika. Bapak satpam datang membawa senter dari powerbanknya menyambutku.

Setelah sejenak beristirahat, mengobrol dengan satpam, membayar karcis, dan memarkir sepeda motor, satpam mengantarku untuk memilih lokasi untuk mendirikan tenda. Dia bilang ada 15 orang yang baru datang beberapa saat sebelumku. Aku memilih lokasi dekat dengan mereka. Jika aku mimpi buruk, paling tidak ada yang akan berbaik hati membangunkanku.

Tenda aku dirikan di undakan di atas mereka dan tidak terlalu jauh dari toilet. Setelah tenda berdiri aku bergegas shalat terlebih dahulu. Kemudian aku mencari kayu bakar untuk membuat api. Beberapa saat kemudian salah satu dari mereka menghampiriku, yang ternyata ketua amggota mereka. Disusul beberapa anggora lain mulai datang mengitari api. Kami berbincang-bincang hingga larut dan kembali ke tenda masing-masing. Tenang sekali yang ku rasakan. Udara segar, bunyi serangga malam, dan rasa lelah membuatku tak lama terhanyut dalam tidur lelap.

Tips dan Trik:

Perjalanan saya selalu berbau drama. Sebenarnya ada banyak cara praktis yang bisa orang normal gunakan. 1. Ajaklah teman atau keluarga untuk bepergian ke tempat baru yang letaknya jauh dari peradaban, seperti bumi perkemahan Sukamantri ini. Membawa teman akan lebih memudahkan banyak hal tentunya. Tetapi jika anda ingin merasakan perjalanan yang menantang adrenalin, ikuti saja saya.

2. Jika anda ingin menggunakan transportasai umum, ada banyak pilihan transportasi Jakarta-Bogor. Anda bisa menggunakan commuter line Jakarta-Bogor dan APTB. Kemudian dilanjutkan dengan angkot ke arah Ciapus sampai pertigaan di mana anda akan mulai menemukan jalanan jelek.

3. Benda yang wajib anda bawa ketika bepergian ke alam liar adalah pisau, korek api, senter, dan jas hujan

4. Lebih aman jika anda sampai di bumi perkemahan Sukamantri sebelum matahari tenggelam. Medan perjalanan lebih membahayakan jika dilakukan di malam hari.

No comments:

Post a Comment