Setelah kita melakukan perjalanan kurang lebih 3 jam dari Muara Angke, sampailah kita di Pulau Pramuka. Yup, pasti udah ngga pada asing lagi sama pulau yang satu ini. Soalnya udah sering banget di liput di tipi-tipi. Pulau Pramuka itu pusat pemerintahan kepualuan seribu. Jangan salah, di pulau sekecil ini udah ada Rumah Sa

Kita ke pulau Pramuka sebenernya cuma mau singgah aja. Soalnya nanti malem kita kemping ke pulau Semak Daun. Cuma, karena di sana belum ada apa-apa, kita nyiapin segala sesuatunya di Pramuka. Mulai dari air bersih untuk keperluan bebersih non mandi dan wudu, ikan buat bakar-bakar di sana ya kan, lengkap sama areng, minyak tanah, panggangan plus bumbu bakarnya juga, ngga ketinggalan nasinya juga. Kita pilih nasi yang udah jadi. Karena setelah dipikir-pikir, beli beras ga praktis, cuy.
Setelah semua perlengkapan komplit, beres sholat Jum'at kita semua melucur ke TKP pake kapal Naga Mas. Perjalanan kita tempuh kurang lebih 20 menit. Dan terlihatlah pulau smekdon (Semak Daun). Di sana sudah terlihat beberapa wisatawan yang sedang snorkeling atau santai-santai di pinggir pantai sambil nyanyi lagu pantai. Hahaha
Setelah kapal merapat di dermaga, saya dan Iput, diikuti Tiara dan Aconk, langsung menemui kakek penjaga pulau yang kebetulan ada di dermaga yang sedang menambatkan perahu yang berlabuh. Kita ijin dulu mau pake pulau ini semalem. Dan si kakek langsung mengiyakan saja dan menyuruh kita melihat lokasi dulu. Yaudah kita langsung meluncur ke pulau. Ternyata sudah ada beberapa tenda yang berdiri di sana. Kita nyari tempat yang agak misah dari tenda-tenda yang lain biar berasa di private island.
Untuk mendeskripsikan sebesar pulau ini, saya bisa mengatakan, saya dan Iput hanya butuh waktu 5 menitan untuk mengitari pulau ini. Yup, di sinilah kita akan bermalam. Setelah bersusah payah dan bermandikan keringat mengitari pulau ini, akhirnya kita temukan di ujung barat pulau ini tempat yang cocok dengan kriteria di atas. Akhirnya, kita kembali ke pasukan yang menunggu di dermaga dan membawa semua logistik.
Oya, jumlah kita semuanya 17 orang. Cewek 6, sisanya cowok dan lain-lain. Yang cowok kebagian bawa galon. Lumayan, udah berat harus nglewatin medan pasir pula yang nambah berat aja rasanya. Tapi kita tetep semangat cuy!
Setelah semua sampai TKP, kita langsung bangun tenda. Soalnya kalo keburu gelap berabe kan. Gelap-gelapan, ntar grepe-grepe nyari tambang yang di pegang ulerr!! hahaa...
Setelah tenda beres, para cewek langsung berganti kostum. Tidak sabar untuk menceburkan diri di pantai. Sementara yang cowok beraktipitas sesuka hati, ada yang gatel ngikut nyebur dan ada yang kelaperan nyari makan. Oya, disana ada warung yang ngejual mi rebus sama kelapa muda. Diduga kuat itu milik keturunan si kakek penjaga pulau. Ada juga yang nyari kayu buat bikin api unggun.
Setelah senja akan menjelang, semua aktifitas terpusat di bibir pantai sebelah barat. Apalagi kalau bukan melakukan ritual traveler, popotoan. Kita berpose dari mulai gaya loncat, gaya mengintip di kayu, sampe gaya sure dan berani! Tentunya tak ketinggalan kita ambil gambar siluet kita.
Saking asiknya berpose ria, sampe ngga pada peduli tenda cowok roboh! Pasalnya tenda yang satu ini pake tenda segitiga. Kalo yang dua lagi tenda dom amanlah. Kenapa bisa roboh? Anginnya gila berhembus kuenceng.
Angin yang berhembus sejadi-jadinya tidak berhenti sampai di situ. Semakin malam angin ini semakin menggila. Sampai-sampai acara bakar-bakaran dipercepat habis magrib dan suasana menjadi sangat dramatis. Di sebuah pulau yang sangat kecil, tak berpenghuni dan tidak ada penerangan. Sekelompok anak manusia bergerombol sedang bersusah payah membuat api yang terus ditiup angin. Angin semakin bertiup kencang seiring prosesi pembakaran ikan. Setelah mateng, kita makan dengan lahapnya walaupun sesekali harus mengunyah pasir yang diterbangkan angin.
Karena angin memang sangat menggila, tak banyak aktifitas yang bisa kita lakukan setelah itu. Kita masuk tenda. Dan akhirnya sebagian tertidur juga.
Tengah malam saya terbangun, dan apa yang terjadi? Ombak menjilat-jilat tenda kami. Padahal Sore tadi jarak tenda dengan pantai lumayan jauh. Sekarang tiggal beberapa jengkal saja. Sedangkan malam masih panjang. Bisa anda bayangkan bagaimana kondisi saat itu..
![]() |
Semak Daun jumping foto sesion. Photo by Ero |
Dan harapan hidup pun kembali hadir setelah fajar menjelang. Laut kembali surut dan rona merah mulai terpancar di sebelah timur. Kami bangun dengan wajah penuh semangat. Kita langsung menuju dermaga pulau yang berada di sebelah timur pulau. Dan lagi-lagi kita berpoto ria disana. Sebaian ada yang tak tahan merasakan jernihnya air sambil melakukan sesi poto loncat. hahaha...
Dan akhirnya kami bahagia selamnya...
No comments:
Post a Comment