Sunday, 9 January 2011

Trip Karimunjawa: Un Viaggio per Il Paradiso (Part I)


Hadiah tahun baru yang indah di Karimunjawa

Setelah kurang lebih 2 bulan kita merencanakan perjalanan ke Karimunjawa, akhirnya akhir tahun 2010 sampai awal tahun 2011 kami berada ke pulau seribu kenangan ini. Dimana kita merasa gembira, sedih, cemas, duka, terharu, merana, terpesona, jatuh cinta, derita, tawa, dan lara. Itu semua kita lalui dengan 19 orang dari berbagai macam daerah, suku, bahasa, dan agama yang berbeda namun bersatu untuk saling berbagi kebahagiaan. Ke-19 orang itu dilihat dari kota keberangkatan adalah; Ero, Sang, Rhaga, Witri Dhini, dan Pravi dari Jakarta, Adrian, Imelda, Lova, dan Eka dari Bekasi, Erny dari Bandung, Sem dan Tikno dari Semarang, Bayu, Anggi, Vina, Satria, dan Indah dari Jogja, dan saya sendiri dari Cirebon.

Tanggal 30 Desember 2010 hari Kamis, saya mengawali perjalan dari Cirebon jam 10.30 dengan menggunakan bus Coyo. Disusul dengan Rombongan Jogja yg berangkat dari Terminal Jombor. Rombongan Bekasi memulai perjalanan menjelang maghrib dari Rawamangun. Geng nEro berangkat setelah matahari terbenam. Rombongan dari Semarang bersepeda motor di tengah malam yang diguyur hujan lebat.

Jogja, Bandung, Cirebon bertemu di Terminal Terboyo Semarang saat matahari mulai hilang. Rencana awal kita mau pake bus kecil ke Jepara. Tapi karena menunggu Erny yang masih di dalam Travel Joglosemar, kita ketinggalan bus terakhir yang berangkat pukul 19.00. Akhirnya kita putuskan untuk naik travel saja. Setelah bersilat lidah dengan supir travel yang bersikap tak menyenangkan, kita mengambil travel yang lain dan meninggalkan keriuhan terminal yang macet, bising, hujan, dan becek itu tepat pukul 19.30. Dua jam kemudian, pukul 21.30 kami sampai di Pelabuhan Kartini Jepara.

Karena lapar, kita langsung menyantap makanan yang kita beli di perjalanan dari Semarang tadi. Setelah itu, ada yang langsung bersarang di Mushola deket Pub, ada juga yang nonton tv sambil ngopi, ngemih, ngecas HP. Pasangan sejoli dari semarang datang puluk 02.00 ketika langit masih menangis. Dan dengan terasa waktu berlalu begitu lama menunggu pagi. Menjelang subuh, wisatawan lain mulai berdatangan berduyun-duyun. Mereka mulai memadati pelabuhan hingga matahari terbangun dari peraduannya. Rombongan Bekasi datang lebih dulu, setelah itu barulah geng nEro datang.

Ketika loket dibuka, kami langsung menyerbunya. Kita dibagi menjadi 2 strata. Untuk rakyat jelatah masuk kelas ekonomi. Golongan ningrat tentu saja ndak mau menghirup apalagi menginjakkan sandalnya di dek economi class karena itu penghinaan buat mereka. Hahaha.. lebay. Lamaaaa kita menunggu kapal berangkat. Akhirnya kapal mengangkat jangkarnya juga pukul 09.30. Ombak yang begitu besar menggoyang Ferry yang “bangga menyatukan bangsa” sejak kami mulai meninggalkan pelabuhan sampai samar-samar pulau Jawa terlihat dan akhirnya menghilang. Tidaaaak pulau jawa hilaaang!! :p

Di dalam kapal, tidak banyak yang bisa kami lakukan karena gelombang laut semakin menjadi-jadi hingga beberapa dari kami jekpot. Kapal Motor Penumpang Muria saat itu tidak terlalu penuh. Beberapa orang bisa memakai lebih dari satu kursi untuk berbaring. Selain dek tengah, dek atas adalah salah satu spot favorit para penumpang untuk tiduran atau menikmati indahnya gelombang laut yang menggulung-gulung tinggi dan terpecah oleh KMP Muria yang menyisakan buih putih. Dan salah satu moment yang tak terlupakan adalah kami melihat kawanan ikan terbang yang beberapa kali muncul ke permukan dan terbang dengan indahnya bermanufer membentu formasi yang menakjubkan. Setelah enam jam lebih kami bersama-sama mengarungi laut Jawa, akhirnya kami melihat sebuah daratan. Karimunjawaaa… here it is! Tepat jam 5 sore kami merapat ke dermaga dan ternyata sudah ditunggu oleh Mas Kamit yang akan membantu kita mengurus semua keperluan disini. Setelah mengabadikan moment di gerbang selamat datang, kami diantar mobil jemputan yang ternyata bayar namun digratiskan, menuju homestay.

Malam pertama kita dibagi menjadi dua homestay. Selain Bang Sang, semua geng nEro memisahkan diri. Mereka dapat homestay yang beda untuk satu malam pertama. Malam selanjutnya mereka menginap di Escape. Kami dapat 4 Kamar untuk 6 cewek dan 8 cowok. Kaum wanita dibagi rata, tapi yang laki dibagi 5 dan 3 karena satu kamar memang lebih sempit. Selain 4 kamar, kita juga punya ruang tv dan ruang tengah dengan 1 kamar mandi untuk 14 orang. *perasaan mulai nggak enak* :P

Menjelang maghrib, kita cari makan di alun-alun yang hanya berjarak beberapa meter saja. Di sana sudah ramai dengan wisatawan ataupun penduduk sekitar yang sedang main bola. Tentu saja tempat seperti itu tidak akan dilewatkan oleh para penjajah makanan. Dari mulai tela-tela sampai es pisang hijau ada di sana. Setelah itu kami kembali ke homestay dan bergantian menggunakan kamar mandi dan bersiap-siap ke pantai Escape to celebrate new year 2011.

Malam-malam tak terlupakan di Karimunjawa was just begun at that night. Sepanjang perjalanan kami ke pantai Escape, hilir mudik muda mudi entah itu the origin atau turis. Dan setelah melewati bibir pantai dan naik turun bukit, akhirnya kita sampai di pantai Escape. Di sana sudah ada geng nEro yang sedang asyik bercengkrama. Sampai di sana kita langsung menyantap hidangan yang sudah tersedia. Kita menikmati makan malam bersama dengan semilir angin yang membuat saya seakan masih bergoyang-goyang seperti di KMP Muria siang tadi.

Tak sabar menunggu detik-detik pergantian tahun, kembang api mulai kami nyalakan. Suaranya memekakkan telinga memecah keheningan di pulau ini. Cahayanya bersinar terang di langit Karimunjawa yang agak mendung saat itu. Rupanya kembang api kami memancing orang lain untuk memyalakannya juga. Tapi itu hanya pemanasan saja. Karena pergantian hari masih cukup lama. Kami kembali bercengkrama, mengawali acara dengan memperkenalkan diri satu sama lain karena memang banyak di antara kami yang belum saling kenal. Selanjutnya acara bebas. Ada yang bermain kartu, ngobrol-ngobrol, dan tentu saja berfoto-foto. Sementara itu, pelayan Escape tengah menyiapkan ikan-ikan yang akan kita bakar dan santap lagi. Tapi karena asiknya bersenda gurau dengan teman, kita malah jadi males bakar. Akhirnya mereka juga yang bakar ikan kita. Setelah matang, barulah kita menikmatinya. Walau sudah tidak terlalu berselera, beberapa dari kita tetep menyantap ikan tongkol dan kakap merah yang menggoda di atas meja.

Detik-detik pergantian tahun semakin dekat. Suara dan nyala kembang api mulai riuh rendah terdengar dari berbagai penjuru pulau. Selain rombongan kami, ada juga satu rombongan lain dilokasi pantai Escape itu. Satu demi satu kembang api diluncurkan. Dan puncaknya ketika tahun dan hari berganti. Langit Karimunjawa yang gelap menjadi terang karena kembang api. Para kru kapal Muria tak mau ketinggalan moment. Mereka menembakkan suar tanda bahaya ke langit. Sesaat saya teringat adegan film Titanic. Kru kapal juga beberapa kali menyalakan sinyal kapal yang menambah suasana pergantian tahun menjadi ramai.

Setelah tahun berganti dan memberikan selamat satu sama lain. Kita kembali bercengkrama. Namun kali ini ada yang request diramal. Akhirnya acara meramal menggunakan kartu remi pun tak terelakkan lagi. Dari mulai jodoh, karir, sampai meramal kapan lulus kuliah. Haha…

Setelah dirasa hari kian beranjak pagi, kami berkemas untuk pulang ke Homestay. Menyiapkan tenaga untuk snorkeling dan hopping island seharian besok. Ikan kakap merah dan tongkol yang masih banyak dimeja kami bungkus untuk makan besok. Kami melewati satu malam baru yang berkesan dengan teman-teman baru yang menyenangkan.

Pagi hari di hari pertama tahun 2011. Awal tahun baru yang cerah. Hari ini kita akan menghabiskan seharian full keliling pulau dan bersenorkeling ria. Setelah bergantian mandi, kita sarapan dulu di alun-alun. Setelah itu baru berangkat ke pelabuhan nelayan yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari alun-alun. Di sana guide dan ABK sudah tak sabar menunggu rombongan yang bersemboyan “lugu outside liar inside” ini. Haha.. habisnya keliatannya aja pada diem-diem. Padahal…

Trip Karimunjawa part II silahkan ke sini.